Usai Libur Lebaran, Wali Kota Mojokerto Pimpin Apel dan Halal Bihalal Bersama ASN

Wali Kota Mojokerto, Ning Ita saat memberikan sambutan arahan kepada ASN dan P3K serta jajaran pimpinan OPD-dok.humas

MOJOKERTO – Mengawali hari pertama masuk kerja usai libur cuti Lebaran, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memimpin apel bersama dan halal bihalal dengan seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Kegiatan tersebut digelar di Parkir Timur GOR Seni Majapahit, Selasa (8/4/2025).

Dalam sambutannya, Ning Ita—sapaan akrab Wali Kota Mojokerto—mengajak seluruh pegawai untuk kembali menyalakan semangat pengabdian setelah menikmati momen kebersamaan bersama keluarga selama Idul Fitri.

“Idul Fitri adalah momen kebahagiaan, tempat kita bersua dengan sanak saudara dan sejenak lepas dari rutinitas. Tapi semangat itu jangan berhenti di sana. Kita harus membawanya kembali ke tempat tugas, untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat,” ujarnya.

Di hadapan ratusan ASN yang hadir, Ning Ita juga menyinggung tantangan global yang saat ini tengah dihadapi, termasuk pengaruh situasi geopolitik dan ekonomi dunia terhadap kestabilan nasional. Meski Kota Mojokerto bukan kota industri besar atau penghasil komoditas ekspor utama, ia menegaskan bahwa dampaknya tetap terasa.

“Ekonomi kita tidak bisa dilepaskan dari dinamika global. Karena itu, saya mengajak seluruh ASN menjadi garda terdepan dalam menjaga ekonomi lokal, terutama dengan mendukung sektor UMKM dan IKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Mojokerto,” ungkapnya.

Wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto itu juga mendorong agar setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mampu mengelola anggaran secara kreatif dan tepat sasaran, tidak sekadar menjalankan rutinitas.

“Setiap rupiah dari APBD harus mampu menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi. Program-program kerja harus bisa mendongkrak produktivitas dan memberdayakan masyarakat,” tambahnya.

Mengakhiri arahannya, Ning Ita kembali menegaskan bahwa tugas utama ASN adalah memberi manfaat nyata bagi masyarakat, bukan mencari penghormatan atau kemewahan.

“Pengabdian kita adalah bentuk tanggung jawab moral untuk menjadikan Kota Mojokerto semakin maju, memiliki karakter, dan mampu bersaing—meskipun dengan ukuran wilayah yang kecil,” pungkasnya. (HB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *