SUMBA BARAT DAYA – Peristiwa tragis terjadi di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (16/6/2025) siang. Seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Aloysius Lede Bora (46) yang menjabat sebagai Kasi Kurikulum Bidang SD, menjadi korban penikaman oleh seorang operator sekolah bernama Emanuel Karsianto Sukardana (25).
Insiden kekerasan tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WITA, di ruang kerja korban di Kantor Dinas P&K. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, pelaku merupakan operator dari SD Katolik Ilhaloko yang berlokasi di Mangganipi, Kecamatan Kodi Utara.
Menurut penjelasan Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya kepada awak media, pelaku awalnya datang ke kantor Dinas P&K untuk mengurus pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun, saat dilakukan pemeriksaan administrasi, korban meminta pelaku melengkapi sejumlah dokumen tambahan yang belum terpenuhi.
Merasa kecewa, pelaku sempat pulang untuk mengambil dokumen yang dimaksud. Namun nahas, ia juga membawa sebilah pisau yang diselipkan di pinggangnya. Setibanya kembali di kantor dinas, pelaku langsung menghampiri korban dan secara membabi buta menikam korban sebanyak dua kali tanpa peringatan.
“Saat kejadian, korban sedang duduk bersama salah satu rekannya, Manase Umbu Rato. Penyerangan berlangsung sangat cepat dan membuat panik pegawai lainnya,” ungkap Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya.
Motif: Kekecewaan Akibat Koreksi Berulang Laporan Dana BOS
Penyidik mengungkapkan, dugaan motif di balik penyerangan ini berkaitan dengan rasa frustrasi pelaku atas laporan dana BOS miliknya yang kerap dikoreksi oleh korban sejak Maret 2025. Pelaku diduga merasa diperlakukan tidak adil, sehingga melampiaskan emosinya dengan tindakan kekerasan.
Korban yang mengalami luka tusuk cukup serius langsung dilarikan ke RSUD Reda Bolo untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Hingga saat ini, kondisi korban dilaporkan dalam keadaan stabil.
Sementara itu, pelaku telah berhasil diamankan oleh aparat kepolisian beserta barang bukti sebilah pisau yang digunakan dalam aksi penyerangan. Saat ini, penyidik masih mendalami lebih jauh hubungan profesional antara pelaku dan korban serta motif di balik tindakan pelaku.
“Kami masih menyelidiki latar belakang hubungan kerja keduanya untuk mengungkap faktor-faktor yang memicu tindakan kekerasan ini,” ujar Kapolres Sumba Barat Daya dalam keterangan persnya.
Kasus penikaman ini tengah dalam proses penyidikan dan akan ditangani sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Polisi berharap seluruh rangkaian peristiwa dapat segera terungkap secara menyeluruh agar menjadi pelajaran penting di lingkungan birokrasi.