Mojokerto – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyampaikan optimisme yang tinggi dalam menghadapi dampak isu global terkait kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, yang dikhawatirkan akan mempengaruhi sektor ekonomi Indonesia, khususnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Mojokerto. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di sentra IKM Batik Maja Barama Wastra Kota Mojokerto pada Sabtu malam (5/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, yang akrab disapa Ning Ita mengajak seluruh peserta untuk merenung sejenak dengan melihat kembali sejarah, terutama pada masa-masa sulit ketika Indonesia harus menghadapi dampak pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 hingga 2022.
“Tiga tahun penuh kita menghadapi kondisi bencana pandemi COVID-19, yang tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan, tetapi juga berdampak besar pada ekonomi. Namun, yang patut kita syukuri adalah kenyataan bahwa Indonesia berhasil melewati tantangan besar tersebut. Hari ini, kita bisa tersenyum karena kondisi kita semakin membaik,” ujar Ning Ita dengan penuh semangat.
Ning Ita menekankan, meskipun Indonesia tengah menghadapi tantangan besar akibat isu global terkait tarif impor AS, dirinya yakin dengan pengalaman dan pelajaran yang diperoleh selama pandemi, Indonesia, khususnya Kota Mojokerto, akan lebih siap dalam menghadapi krisis ini.
“Jika kita bisa bertahan dan keluar dari tiga tahun penuh tantangan akibat pandemi, saya yakin kita pasti bisa menghadapi tantangan ini dengan lebih aman. Kini saatnya kita merumuskan strategi-strategi yang solutif dan kreatif agar tetap mampu bertahan dalam situasi geopolitik dan ekonomi global yang tidak menguntungkan bagi Indonesia,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Mojokerto, Supriyadi KS, mengimbau agar para pelaku UMKM di Kota Mojokerto segera melakukan transformasi digital untuk mengimbangi pergeseran pasar yang semakin mengarah pada dunia digital dan meninggalkan pemasaran konvensional.
“Transformasi digital memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, seluruh UMKM, dari skala besar hingga pedagang kaki lima, harus melakukan adaptasi dengan perkembangan ini agar bisa terus berkembang dan bertahan di tengah perubahan zaman,” ujar Supriyadi KS.
Menurutnya, penting untuk melakukan klasifikasi dan kategorisasi usaha, sehingga setiap jenis UMKM dapat memanfaatkan potensi digital sesuai dengan kapasitas dan segmen pasar masing-masing. Harapannya, seluruh pelaku usaha bisa bersaing dan meraih kemenangan di berbagai kategori pasar, termasuk bagi pedagang kaki lima.
Dengan semangat yang tinggi dan langkah strategis, baik dari pemerintah kota maupun pelaku UMKM, Kota Mojokerto menunjukkan komitmennya untuk tetap bertahan dan berkembang meskipun di tengah tantangan global yang berat. (HB)